Pages

Saturday, May 29, 2010

Cerita tentang 'CINTA'

Alkisah di suatu pulau kecil,tinggallah berbagai macam benda-
benda ‘abstrak’ : ada Cinta,
Kesedihan, Kekayaan,
Kegembiraan, dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan
dengan baik. Namun suatu ketika,datang badai menghempas pulau
kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau
itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan
diri. Cinta sangat bingung sebab ia
tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di
tepi pantai mencoba mencari
pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.
Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
“Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!”
teriak Cinta. “Aduh! Maaf Cinta!”
kata Kekayaan “Perahuku telah
penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta,
nanti perahu ini tenggelam. Lagi
pula tak ada tempat lagi bagimu di
perahuku ini.” Lalu Kekayaan
cepat-cepat mengayuh perahunya
pergi.
Cinta sedih sekali, namun
kemudian dilihatnya Kegembiraan
lewat dengan perahunya.
“Kegembiraan! Tolong aku!” teriak Cinta. Namun kegembiraan terlalu
gembira karena ia menemukan
perahu sehingga ia tak mendengar
teriakan Cinta. Air makin tinggi
membasahi Cinta sampai ke
pinggang dan Cinta semakin panik.
Tak lama lewatlah Kecantikan.
“Kecantikan! Bawalah aku
bersamamu!” teriak Cinta. “Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku
tak bisa membawamu ikut. Nanti
kamu mengotori perahuku yang
indah ini.” sahut Kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. “Oh,
Kesedihan, bawalah aku bersamamu.” kata Cinta. “Maaf Cinta, aku sedang sedih dan aku
ingin sendirian saja…” kata
Kesedihan sambil terus mengayuh
perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air
makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat
kritis itulah tiba-tiba terdengan
suara, “Cinta! Mari cepat naik keperahuku!” Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua
dengan perahunya. Cepat-cepat
Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera
pergi lagi. Pada saat itu, barulah
Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua
yang menyelamatkannya itu. Cinta
segera menanyakan kepada
seorang penduduk tua di pulau itu,
siapa sebenarnya orang itu. “Oh,
orang tua tadi? Dia adalah Waktu” kata orang itu. “Tapi mengapa ia
menyelamatkan aku? Aku tak
mengenalnya. Bahkan teman-
teman yang mengenalku pun enggan menolongku.” tanya Cinta
heran. “Sebab,” kata orang itu,
“Hanya Waktu lah yang tau berapa nilai sesungguhnya dari Cinta
itu…”

No comments:

Post a Comment