Seribu jendela menawarkan persinggahan
Seribu taman menawarkan keharuman
Tapi aku musafir
Aku mengembara di padang tak bertuan
Maka jika aku terhenti di rantau hati
Tak akan dapat kukejar purnama malam nanti dengan berlari
Senjaku telah menanti di ufuk
Lelah mulai menyelubung dan menusuk
Telah jauh kuturuni perbukitan dan lembah
Savana kutinggalkan di belakang penuh resah
Aku harus berburu dengan waktu yang tak pernah berhenti
Sementara di hadapanku membentang belukar berduri
Senja di ufuk mulai tak sabar menanti
Karena ia harus membuat kesepakatan dengan syuruq fajar nanti
Maka aku harus menerjang
Sebelum senja berlalu dan menutup gerbang
Sebab aku tidak harus membuat pilihan
Terkapar di lembah tak bertuan atau singgah di jendela jendela penuh keharuman..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment